ANALISIS BULLWHIP EFFECT TERHADAP PENERAPAN
DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING DI PT. MNJ
|
MEDIA BERINDIKATOR WARNA SEBAGAI PENDETEKSI Salmonella typhimurium |
||
| Tujuan Penelitian | Tujuan dari penelitian ini adalah harapannya dapat meningkatkan profit perusahaan, dan mengurangi biaya yang ditimbulkan akibat masalah tersebut. | mengujicoba
media berindikator warna dari berbagai formulasi media, untuk mendeteksi cepat pertumbuhan Salmonella thypimurium . |
|
| Subyek Penelitian | Subyek penelitian ini adalah PT. Marga Nusantara Jaya (PT. MNJ) yang bergerak dibidang distribusi terutama obat-obatan dan makanan. | Subyek penelitian ini adalah label cerdas atau label
indikator yang dapat menginformasikan kualitas dan
memberikan jaminan keamanan
produk pangan. |
|
| Metode Penelitian | Prosedur penelitian yang dilakukan adalah :
a. Peramalan Permintaan Pada tahap ini dilakukan prediksi terhadap penjualan disetiap cabang distribusi berdasarkan data histories penjualan pada horizon perencanaan yang telah ditentukan dengan perhitungan matematik b. Melakukan perhitungan barang retur dengan menggunakan Scrap Factor. c. Melakukan perhitungan permintaan tiap outlet agar tidak terjadi fluktuasi permintaan produk. d. Melakukan perhitungan kebutuhan distribusi dengan metode DRP. Metode pengumpulan data : Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan telaah dokumen perusahaan. Data–data yang di perlukan adalah struktur jaringan distribusi, data lead time, data produk pareto, data penjualan dan peramalan, data retur, data persediaan akhir, data biaya meliputi biaya pesan dan biaya simpan, serta data inventory level. Pada peneilitian ini akan dihitung produk Paramex dan Konicare 125 ml di cabang Jakarta dan Solo sebagai sampel. |
Bahan dan alat yang digunakan adalah :
media indikator adalah media pembawa yaitu agar bubuk, tepung tapioka, gliserol dan media selektif. Pada penelitian ini media indikator warna dibuat dari media pembawa dan bahan lain. Media pembawa disiapkan dari campuran agar bubuk, tapioka dan gliserol. Sebagai bahan indikator sekaligus media selektif digunakan bahan paten yang umumnya digunakan untuk mendeteksi pertumbuhan bakteri S. thypimurium yaitu XLD, SSA, HEA, dan BSA. Bahan indikator juga diformulasikan dari bahan lain yang terdiri campuran 0,02 g phenol red , 1 g glukosa, 0.85 g Na2S2O3, dan 0,15 g ferric amonium citrate , 7,7 g indikator warna phenol red dan 3,7 g bahan pengkayaan. Terdapat 2 jenis bahan pengkayaan yang dicobakan pada campuran ini yaitu BHI dan tetrathionate. |
|
Selasa, 07 November 2017
Tabel Perbandingan Jurnal
Rangkuman Jurnal (MEDIA BERINDIKATOR WARNA SEBAGAI PENDETEKSI Salmonella typhimurium)
Label
cerdas adalah label yang dapat menginformasikan kualitas dan memberikan jaminan
keamanan produk pangan. Label indikator atau sering disebut sebagai label
cerdas banyak dikembangkan seperti indikator mikroba. Toxin Guard mengembangkan
indikator biosensor yang memiliki sistem diagnostik visual. Sistem tersebut
dicetak pada plastik polietilen yang mampu mendeteksi bakteri patogen Food Sentinel System adalah indikator bakteri
patogen yang diintegrasikan pada bar
code
sehingga produk akan tertolak secara otomatis ketika produk dilewatkan pada bar code scanner.
Label cerdas berindikator warna juga dapat diaplikasikan sebagai pendeteksi
kerusakan produk, salah satunya bahan pangan yang disebabkan oleh bakteri
patogen seperti daging dan produk olahannya. Pada penelitian ini, label
diproduksi dari media berindikator warna dan ditujukan untuk mendeteksi
pertumbuhan Salmonella
typhimurium. Bakteri ini adalah bakteri patogen yang
menyebabkan penyakit salmonelosis dengan gejala jenis keracunan infeksi. Bakteri
ini umumnya muncul pada daging segar dan produk olahan daging. Deteksi cepat
bakteri ini akan menjamin kesegaran dan keamanan daging. S.typhimurium merupakan
bakteri patogen yang menyebabkan keracunan tipe infeksi yang menular dari hewan
ke manusia melalui makanan asal hewan yang terkontaminasi.
Penelitian
ini bertujuan untuk menghasilkan media berindikator yang berbasis pada
perubahan warna untuk mendeteksi secara cepat keberadaan S. typhimurium.
Media indikator dibuat dari agar bubuk 2% (b/v), tepung tapioka 0,5% (b/v),
gliserol 1% (b/v) dan media selektif 1% (b/v) dan kemudian dilarutkan dalam air
destilata sampai menjadi 100 mL larutan media. Empat jenis media selektif
ditambahkan yaitu Xylose
Lysine Deoxychoalate agar (XLD), Hektoen
Enteric Agar (HEA), Salmonella
Shigela Agar (SSA) dan Bismuth
Salt Agar (BSA). Media XLD sangat sensitif terhadap pertumbuhan S. typhimurium dan
menghasilkan perubahan warna dari transparan menjadi merah muda yang bisa
dilihat secara visual. Konsentrasi XLD 1-1,5% (b/v) adalah konsentrasi terbaik
untuk mengembangkan media indikator ini. Media lain berbahan BSA dan SSA tidak
sensitif terdahap pertumbuhan S.
typhimurium. Selanjutnya media lain yang diperkaya
dengan Brain Heart Infussion
(BHI)
dengan indikator warna phenol
red dapat
berubah warna dari merah menjadi kuning dalam waktu 24 jam setelah inkubasi.
Sumber : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/16134/11905
Sumber : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/16134/11905
Langganan:
Komentar (Atom)