Selasa, 07 November 2017

Tabel Perbandingan Jurnal

ANALISIS BULLWHIP EFFECT TERHADAP PENERAPAN DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING DI PT. MNJ

MEDIA BERINDIKATOR WARNA SEBAGAI PENDETEKSI Salmonella typhimurium

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah harapannya dapat meningkatkan profit perusahaan, dan mengurangi biaya yang ditimbulkan akibat masalah tersebut. mengujicoba
media berindikator warna dari berbagai formulasi
media, untuk mendeteksi cepat pertumbuhan
Salmonella thypimurium .
Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah PT. Marga Nusantara Jaya (PT. MNJ) yang bergerak dibidang distribusi terutama obat-obatan dan makanan. Subyek penelitian ini adalah label cerdas atau label indikator yang dapat menginformasikan kualitas dan memberikan jaminan keamanan
produk pangan.
Metode Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan adalah :
a. Peramalan Permintaan
Pada tahap ini dilakukan prediksi terhadap penjualan disetiap cabang distribusi berdasarkan data histories penjualan pada horizon perencanaan yang telah ditentukan dengan perhitungan matematik
b. Melakukan perhitungan barang retur dengan menggunakan Scrap Factor.
c. Melakukan perhitungan permintaan tiap outlet agar tidak terjadi fluktuasi permintaan produk.
d. Melakukan perhitungan kebutuhan distribusi dengan metode DRP.
Metode pengumpulan data :
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan telaah dokumen perusahaan. Data–data yang di perlukan adalah struktur jaringan distribusi, data lead time, data produk pareto, data penjualan dan peramalan, data retur, data persediaan akhir, data biaya meliputi biaya pesan dan biaya simpan, serta data inventory level. Pada peneilitian ini akan dihitung produk Paramex dan Konicare 125 ml di cabang Jakarta dan Solo sebagai sampel.
Bahan dan alat yang digunakan adalah :
media indikator adalah media pembawa yaitu agar
bubuk, tepung tapioka, gliserol dan media selektif.
Pada penelitian ini media indikator warna
dibuat dari media pembawa dan bahan lain. Media
pembawa disiapkan dari campuran agar bubuk,
tapioka dan gliserol. Sebagai bahan indikator
sekaligus media selektif digunakan bahan paten yang
umumnya digunakan untuk mendeteksi pertumbuhan
bakteri S. thypimurium yaitu XLD, SSA, HEA, dan
BSA. Bahan indikator juga diformulasikan dari
bahan lain yang terdiri campuran 0,02 g phenol red ,
1 g glukosa, 0.85 g Na2S2O3, dan 0,15 g ferric
amonium citrate , 7,7 g indikator warna phenol red
dan 3,7 g bahan pengkayaan. Terdapat 2 jenis bahan
pengkayaan yang dicobakan pada campuran ini yaitu
BHI dan tetrathionate.

Rangkuman Jurnal (MEDIA BERINDIKATOR WARNA SEBAGAI PENDETEKSI Salmonella typhimurium)

Label cerdas adalah label yang dapat menginformasikan kualitas dan memberikan jaminan keamanan produk pangan. Label indikator atau sering disebut sebagai label cerdas banyak dikembangkan seperti indikator mikroba. Toxin Guard mengembangkan indikator biosensor yang memiliki sistem diagnostik visual. Sistem tersebut dicetak pada plastik polietilen yang mampu mendeteksi bakteri patogen  Food Sentinel System adalah indikator bakteri patogen yang diintegrasikan pada bar code sehingga produk akan tertolak secara otomatis ketika produk dilewatkan pada bar code scanner. Label cerdas berindikator warna juga dapat diaplikasikan sebagai pendeteksi kerusakan produk, salah satunya bahan pangan yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti daging dan produk olahannya. Pada penelitian ini, label diproduksi dari media berindikator warna dan ditujukan untuk mendeteksi pertumbuhan Salmonella typhimurium. Bakteri ini adalah bakteri patogen yang menyebabkan penyakit salmonelosis dengan gejala jenis keracunan infeksi. Bakteri ini umumnya muncul pada daging segar dan produk olahan daging. Deteksi cepat bakteri ini akan menjamin kesegaran dan keamanan daging. S.typhimurium merupakan bakteri patogen yang menyebabkan keracunan tipe infeksi yang menular dari hewan ke manusia melalui makanan asal hewan yang terkontaminasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media berindikator yang berbasis pada perubahan warna untuk mendeteksi secara cepat keberadaan S. typhimurium. Media indikator dibuat dari agar bubuk 2% (b/v), tepung tapioka 0,5% (b/v), gliserol 1% (b/v) dan media selektif 1% (b/v) dan kemudian dilarutkan dalam air destilata sampai menjadi 100 mL larutan media. Empat jenis media selektif ditambahkan yaitu Xylose Lysine Deoxychoalate agar (XLD), Hektoen Enteric Agar (HEA), Salmonella Shigela Agar (SSA) dan Bismuth Salt Agar (BSA). Media XLD sangat sensitif terhadap pertumbuhan S. typhimurium dan menghasilkan perubahan warna dari transparan menjadi merah muda yang bisa dilihat secara visual. Konsentrasi XLD 1-1,5% (b/v) adalah konsentrasi terbaik untuk mengembangkan media indikator ini. Media lain berbahan BSA dan SSA tidak sensitif terdahap pertumbuhan S. typhimurium. Selanjutnya media lain yang diperkaya dengan Brain Heart Infussion (BHI) dengan indikator warna phenol red dapat berubah warna dari merah menjadi kuning dalam waktu 24 jam setelah inkubasi.


Sumber : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/16134/11905