SEJARAH PENCAK SILAT TAPAK SUCI
Pencak silat
merupakan seni beladiri khas Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang
dikembangkan untuk mewujudkan identitas. Demikian pula bahwa seni beladiri
pencak silat di Indonesia juga beragam dan memiliki ciri khas masing-masing.Tapak Suci sebagai
salah satu varian seni beladiri pencak silat juga memiliki ciri khas yang bias
menunjukkan identitas yang kuat. Ciri khas tersebut dikembangkan metalui proses
panjang dalam akar sejarah yang dilatuinya.
Sejarah
tapak suci sebagai sebuah aliran dan perguruan pencak silat telah di mulai jauh
sebelum tahun 1963. Berawal dari aliran pencak silat Banjaran yang dikuasai
oleh KH.Busyroh syuhada (lahir tahun 1827), yang bermukim di pesantren
Binorong, Banjarnegara, Jawa tengah. KH.Busyroh Syuhada merupakan murid
sekaligus teman seperjuangan dari KH.Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. atiran ini
kemudian berkembang menjadi perguruan seni bela diri di Kauman Yogyakarta
karena perpindahan guru (pendekarnya), yaitu KH. Busyro Syuhada. perpindahan itu juga merupakan akibat dari
gerakan perlawanan bersenjata yang dilakukan KH.Busyro Syuhada sehingga beliau
kerap menjadi sasaran penangkapan yang dilakukan rezim kolonial Belanda. Di
Kauman inilah pendekar KH. Busyro Syuhada mendapatkan murid-murid yang tangguh
dan sanggup mewarisi keahliannya dalam seni pencak silat. Perguruan seni pencak
sitat ini didirikan pada tahun 1925 dan diberi nama Perguruan cik auman yang
dipimpin langsung oleh Pendekar M.A Wahib dan Pendekar A. Dimyati, yaitu dua
orang murid yang tangguh dari KH. Busyro Syuhada. Perguruan ini memiliki andasan agama dan kebangsaan yang kuat.
Perkembangan
kedua perguruan ini semakin hari semakin pesat dengan pertambahan murid yang
cukup banyak. Murid-murid dari perguruan ini kemudian banyak menjadi anggota Laskar
Angkatan Perang Sabil (APS) untuk melawan penjajah, dan banyak yang gugur dalam
perlawanan bersenjata. Pendekar-pendekar muda
ini berhasil mendirikan perguruan-perguruan silat baru, yang diantaranya
adalah perguruan kasegu tahun 1951. Murid-murid dari perguruan kasegu memiliki
rencana untuk menggabungkan semua perguran pencak silat. Pada tahun 1963 rencana
itu semakin kuat namun mendapat tentangan dari pada ulama kauman dan pendekar
tua yang merasa terlangkahi. Dengan pendekatan yang intensif dan pertimbangan
bahwa harus ada kekuatan fisik yang kuat dari umat islam untuk menghadapi
kekuatan komunis yang melakukan provokasi kepada umat islam, maka gagasan untuk
menyatukan semua perguruan silat yang terserak kedalam satu kekuatan perguruan
silat dimulai. Semua perangkat operasional dipersiapkan dan akhirnnya
terbentuklah perguruan silat tapak suci pada tanggal 31 juli 1960.
Pada
perkembangan selanjutnya, Perguruan Tapak Suci yang berkedudukan di Yogyakarta
akhirnya berkembang di Yogyakarta dan daerah- daerah lainnya. Setelah
meletusnya pemberontakan G30 S/PKI, pada
tahun 1966 diselenggarakan Konferensi
Nasional I Tapak Suci yang dihadiri oleh
para utusan Perguruan Tapak Suci yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Perguruan Tapak
Suci dikem-bangkan lagi namanya menjadi
Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera
Muhammadiyah. Dan pada Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1967, Tapak Suci Putera
Muhammadiyah ditetapkan menjadi organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah,
karena Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga mampu dijadikan wadah pengkaderan
Muhammadiyah.
PEMANTAPAN
ORGANISASI
Pada
tahun 1966 diselenggarakan konferensi nasional I TAPAK SUCI yang dihadiri
oleh para utusan dari daerah-daerah.
Pada saat itu berhasil dirumuska pemantapan organisasi secara nasional, dan
perguruan tapak suci dikembangkan lagi namanya menjadi “Gerakan dan Lembaga
Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Tapak Suci Putra Muhammadiyah”. Kemudian
melalui sidang tanwir Muhammadiyahpada tanggal 28 Juli s.d 1 Agustus 1967 di
Yogyakarta, tapak suci putra Muhammadiyah diterima dan ditetapkan menjadi
organisasi otonom ke sebelas di perserikatan Muhammadiyah.
MEMILIH
INDUK ORGANISASI
Pada
waktu itu Perguruan TAPAK SUCI harus dapat memilih dengan Induk Organisasi yang
mana Perguruan TAPAK SUCI harus bergabung / mengikat diri, mengingat pada waktu
itu di Indonesia ada 3 Induk Organisasi Pencak Silat Indonesia, yaitu :
-
PPSI yang digerakan dari Bandung
-
IPSSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) yang digerakan dari
Jakarta
-
BAPENSI (Badan Pembina Pencak Silat Indonesia) yang digerakan dari
Yogyakarta
Melalui Rapat Kerja Nasional yang
diselenggarakan pada tanggal 19-20 April 1967 bertempat di Pekalongan,
disamping memutuskan dan mengesahkan Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD / ART).
Berketetapan hati memilih “IPSSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh
Indonesia)” sekarang yang berubah dan dikenal dengan nama
IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) sebagai
Induk Organisasi Federasi. Untuk itu Perguruan TAPAK SUCI didaftarkan kepada
Pusat Badan Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (P.B. IPSI) dan
langsung diterima menjadi Anggota Nasional dengan nama :
“Lembaga Perguruan Seni Bela Diri
Indonesia”
“TAPAK
SUCI”
PEMAHAMAN
BELADIRI TAPAK SUCI
a. Kekuatan
Dalam
menjalani hidupnya manusia mulai mengenal beberapa macam kekuatan, yaitu :
1.
kekuatan alam;
2.
kekuatan manusia yang timbul dari dalam diri manusia dan
3.
kekuatan yang berasal dari Allah yang dapat berbentuk rahmat ataupun
mukjizat/karomah yang kesemuanya merupakan sunatullah.
b. Ilmu Beladiri Tapak Suci
Ilmu
beladiri Tapak Suci mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan
Perguruan Pencak Silat yang lain karena menghimpun berbagai ilmu pencak silat dan
mengungkapkan ilmu-ilmu tersebut. Ilmu beladiri Tapak Suci termasuk aliran
rasional yang memanfaatkan kemampuan akal dengan memfungsikan kegunaan fisik
beserta perangkatnya yang ada dalam tubuh manusia, sehingga dapat berfungsi
secara tepat antara organ yang ada kaitannya satu dengan lainnya, serta saling
isi mengisi pada saat dibutuhkan. Karena
terbatasnya kemampuan akal, maka akal harus diisi dengan ilmu yang serba
menyelamatkan manusia, dengan tidak mengabaikan peranan wahyu Allah SWT, namun
berusaha melaksanakan pesan pengarahan Allah SWT.nnDalam dunia persilatan ada
dua macarn “tenaga” yang digunakan untuk membela dirinya dari ancaman makhluk
lain, yaitu :
1. Tenaga Luar
Pengertian
tenaga luar menurut masyarakat pada umumnya adalah gerakan yang dilakukan oleh
gerakan tubuh, namun menurut pengertian beladiri adalah tenaga yang dikomando
oleh akal
2. Tenaga Dalam
Kekuatan Tenaga Dalam di Tapak Suci adalah
perpaduan antara kekuatan fisik dengan kesadaran (konsentrasi), tahu manfaat
ketika menggunakannya, sadar fikiran serta inderanya, dan serba organis. Ilmu
yang dituangkan dalam Tapak Suci berdasarkan pada kecepatan dan ketepatan,
sehingga di Perguruan Tapak Suci tidak diajarkan mantera-mantera, lelaku, puasa
khusus untuk mencapai ilmu tertentu dan sebagainya, tapi semua ilmu yang
diajarkan selama ini adalah ilmu yang berdasarkan pada rasio. Adapun tinggi
rendahnya kemampuan siswa maupun anggota Tapak Suci berdasarkan pada ketekunan
individu tersebut.
KATEGORI
TINGKATAN
Terdapat 3 kategori tingkatan :
- Siswa dasar(Putih Polos)
- Siswa Satu(Kuning)
- Siswa Dua (Kuning melati cokelat satu)
- Siswa Tiga(Kuning melati cokelat dua)
- Siswa Empat(Kuning melati cokelat tiga)
- Siswa Lima(Kuning melati cokelat empat)
- Kader dasar(Biru Polos)
- Kader Muda (Biru Melati Merah Satu)
- Kader Madya(Biru Melati Merah Dua)
- Kader Kepala(Biru Melati Merah Tiga)
- Kader Utama(Biru Melati Merah Empat)
- Pendekar Muda(Hitam Melati Merah Satu)
- Pendekar Madya(Hitam Melati Merah Dua)
- Pendekar Kepala(Hitam Melatih Merah Tiga)
- Pendekar Utama(Hitam Melati Merah Empat)
- Pendekar Besar(Hitam Melati Merah Lima)
JURUS
Sebelum resmi berdiri,
jurus-jurus khas TAPAK SUCI pada awalnya diberi nama dengan nomor, seperti
Jurus 1, 2, dst. Setelah TAPAK SUCI dideklarasikan pada tahun 1963, jurus-jurus
itu diberi nama dengan nama-nama flora dan fauna. Dasar penamaan ini agar
senantiasa mengingat kebesaran Allah yang berkuasa menciptakan segala mahluk.
Selain itu hal ini mengandung arti bahwa jurus TAPAK SUCI yang kosong akan sama
halnya dengan tumbuhan dan hewan, yang hanya memiliki naluri dan hawa nafsu,
tanpa memiliki akal dan budi pekerti, tanpa memiliki Iman dan Akhlak.
Terdapat 8 (delapan) jurus khas di dalam TAPAK SUCI, yaitu:
- Jurus Mawar
- Jurus Katak
- Jurus Naga
- Jurus Ikan Terbang
- Jurus Lembu
- Jurus Rajawali
- Jurus Merpati
- Jurus Harimau
Kedelapan Jurus ini diaplikasikan untuk Permainan Tangan Kosong maupun
Bersenjata, baik untuk kegunaan olahraga, seni, maupun beladiri. Setiap Jurus
ini memiliki Sikap Awal, yaitu sikap awal pesilat yang mendahului setiap
permainan jurus.
SENJATA
Senjata Khas TAPAK SUCI adalah Senjata Segu (Serba Guna), yang diciptakan oleh Pendekar M.Barie Irsjad, belafaz “Muhammad”. Sebagai perguruan yang melestarikan seni budaya bangsa yang luhur, TAPAK SUCI merupakan perguruan pencak silat yang juga melestarikan seni beladiri bersenjata. Teknik permainan senjata ini dilestarikan dan dikembangangkan masing-masing oleh para anggota TAPAK SUCI di pusat maupun di daerah. Senjata khas beladiri itu di antaranya Pisau, Golok, Toya, Rante, Tekken, Clurit, Pedang, Trisula, Double-stick, Kerambit, Pecut, dan Keris. Selain itu, TAPAK SUCI secara serius mengembangkan permainan senjata yang merupakan tradisi TAPAK SUCI, yaitu Senjata Alif, Segu, Golok Mawar, Tombak Naga, dan Kipas. Senjata tradisi ini dipelajari sebagai dasar dari senjata jenis lainnya. Sebagai contoh, permainan Golok Mawar dapat diaplikasikan untuk permainan senjata keris beladiri.
sumber :
Apriadi, Ema. 2009. Buku Panduan Anggota TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH.
Suruh.
http://www.muhammadiyah.or.id/content-86-det-tapak-suci.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar