Jumat, 20 Mei 2016

Resensi Film The Pursuit of Happyness




Ini bukan film drama yang penuh cerita menyedihan melainkan sebuah film perjuangan seorang ayah yang mencintai dan harus membesarkan anaknya yang masih kecil dalam kondisi tidak punya uang, tidak punya rumah dan tidak punya pekerjaan. Sebuah Kisah nyata perjalanan seorang Ayah dan anaknya dalam menempuh pahit getirnya kehidupan hingga akhirnya hidup berkecukupan sebagai multimillionaire stockbroker di pasar saham. berkat kesabaran dan kegigihan hati seseorang Ayah demi kebahagiaan anaknya yang akhirnya menjadi sumber kekuatan tersendiri diluar batas yang mungkin dapat dibayangkan. The Pursuit Of Happyness salah satu film yang menceritakan kisah perjalanan hidup seorang ayah beserta anaknya dalam menempuh pahitnya kehidupan, dimana sebagian cerita dari film tersebut menceritakan kalau sebenarnya untuk menjadi seorang yang sukses tidaklah mudah, terkadang kita berfikir kalau TUHAN tidak pernah memberikan pertolongan dan membiarkan kita hidup dalam penderitaan, dan mungkin saja kita berfikir kalau DIA tidak adil buat kita. Tanpa kita sadari kalau sebenarnya DIA telah memberikan pertolongan kepada kita, hanya saja kita tidak pernah menyadari kalau DIA telah memberikannya lebih daripada yang kita harapkan. The Pursuit of Happyness adalah sebuah film biografi buatan tahun 2006 yang menceritakan kisah hidup Chris Gardner, seorang salesman yang berhasil menjadi pialang saham kaya. Film ini disutradarai oleh Gabriele Muccino. Skenarionya ditulis oleh Steve Conrad berdasarkan memoir berjudul sama yang ditulis oleh Gardner bersama Quincy Troupe. Film ini dirilis tanggal 15 Desember 2007 oleh Columbia Pictures.
Chris Gardner adalah seorang ayah yang rajin, pintar, semangat kerja tinggi dan punya impian yang besar untuk keluarga, seperti kebanyakan dari kita. Dengan latar belakang seorang sales dan penjual, dia memberanikan diri untuk mengambil sebuah tawaran untuk menjadi distributor sebuah alat kedokteran yang baru dan canggih. Seperti kebanyakan orang yang mempunyai impian yang besar, Chris berani mengambil resiko dan menggunakan hampir seluruh tabungannya untuk membeli stok persediaan alat kedokteran tersebut dan memiliki wilayah eksklusif pemasaran di kotanya. Setelah dicoba dipasarkan, dia baru sadar bahwa alat kedokteran itu bagi kebanyakan dokter adalah alat yang cukup mahal dan kurang dibutuhkan. Presentasi demi presentasi ke setiap dokter yang ada di wilayahnya dilakukan. Kehadiran seorang anak dan biaya hidup yang terus berjalan membuat si Chris mulai kesulitan dalam keuangan. Istrinya harus bekerja 14 jam sehari di tempat laundry demi membantu membiayai biaya hidup keluarga. Anaknya dititipkan di sebuah tempat penitipan anak yang murah dari pagi dan sorenya dijemput oleh Chris saat selesai dengan kunjungan ke dokter. Biaya sewa rumah yang tidak terbayar dan beban hidup yang dirasa semakin berat membuat istri Chris tidak tahan dengan kondisi tersebut dan memutuskan untuk pindah ke saudaranya di New York. Tetapi rasa cinta Chris dan keinginan agar anaknya mengenal ayahnya, membuat dia memutuskan dia yang akan membesarkan anaknya. Kondisi keuangan Chris menjadi semakin parah dan pada akhirnya diusir dari pemilik rumah kontrakan karena sudah tidak membayar biaya sewa berbulan-bulan.
Dia dan anaknya akhirnya sampai harus tinggal di toilet dan kamar mandi di stasiun Kereta Api dan mengunci pintunya agar bisa tidur di dalamnya. Berhari-hari seperti itu, akhirnya Chris bisa menemukan tempat penampungan tuna wisma yang memberikan kamar gratis. Tetapi mereka setiap pagi harus membawa barangnya dan setiap sore harus mengantri dengan ratusan tuna wisma lain dan bila beruntung baru bisa mendapat kamar. Sambil terus menjual sisa alat kedokteran yang dimilikinya, Chris bertemu dengan seseorang yang memarkirkan Ferrari merahnya dan tampak sangat sukses. Keinginannya untuk sukses membuat dia memberanikan diri untuk bertanya “Apa pekerjaan Anda sehingga bisa memiliki mobil Ferrari yang cantik ini?” Orang tersebut menjawab “Saya seorang Pialang Saham”. Dari sana timbul impiannya lagi dan dia mencoba melamar di sebuah perusahaan sekuritas untuk menjadi seorang pialang saham. Perusahaan tersebut menawarkan pendidikan selama 6 bulan untuk bisa menjadi calon Pialang Saham. Setelah 6 bulan pendidikan, mereka hanya memilih 1 dari 30 orang peserta untuk diterima menjadi pialang saham. Dan selama 6 bulan pendidikan, tidak memberikan gaji apapun. Demi impian barunya tersebut, Chris rela melewati proses pendidikan dan seleksi yang berat tersebut. Dan dia harus bisa mengatur dan menghadapi banyak kesulitan antara belajar menjadi pialang saham, mengantar dan menjemput anaknya di tempat penitipan anak, antri di sore hari di tempat penampungan tuna wisma, sering tidak makan agar menghemat uang yang tinggal sedikit dan masih harus mencari calon pelanggan untuk perusahaan pialang saham. Setelah melalui 6 bulan perjuangan dan semua kesulitan yang harus dihadapi, Chris akhir terpilih untuk menjadi pialang saham dan memulai karirnya di industri itu. Chris Gardner akhirnya menjadi seorang pialang saham yang sukses, yang kemudian mendirikan perusahaan pialang sendiri dan menjadi Multi Milyarder yang dermawan dalam membantu menyediakan tempat penampungan bagi para tuna wisma, mengingat dia pernah mengalami hal tersebut.

Pelajaran Kehidupan dari Film True Story Ini
Saya dapat memetik beberapa pelajaran penting dari film ini yang merupakan kisah nyata dari seseorang yang berjuang dari nol hingga mencapai impiannya.
  • Anything is Possible atau segala sesuatu itu mungkin. Kalau kita ditanya berapa besar peluang seseorang yang tidak punya rumah, tinggal di jalanan dan punya seorang anak yang harus dijaga dapat menjadi seorang pialang saham yang sukses dan kemudian memiliki perusahaan pialang saham yang sukses? Kita akan secara jujur akan bilang peluangnya nol / tidak ada. Tetapi kisah Chris Gardner membuktikan jika impian dan goal yang ingin dicapai begitu jelas dan kita benar-benar menginginkannya, kesulitan dan tantangan apapun bisa diatasi.
  • Untuk mencapai sukses, jangan buat alasan atas kegagalan kita dan menyalahkan situasi atau orang lain, tetapi ambil tanggung jawab pribadi untuk mengatasi kesulitan yang ada. Chris punya segudang alasan dan alibi untuk kegagalannya. Dia bisa saja menyalahkan istrinya yang tidak mendukung dan meninggalkannya. Dia bisa saja menyalahkan orang yang menawarkan peluang alat kedokteran yang membuat dirinya bangkrut. Dia bisa saja menyalahkan Tuhan atas nasib jeleknya. Dia bisa saja menyalahkan pemerintah yang tidak membantunya. Tetapi Chris tidak membuat semua alasan tersebut. Dia mengambil tanggung jawab dan mengambil tindakan untuk merubah nasibnya. Banyak orang hanya berkeluh kesah dengan situasi yang ada, tetapi seorang pemenang akan ambil tindakan untuk merubah situasi yang ada.
  • Dalam hidup, kita harus mengambil banyak keputusan dan kadang kala keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang salah. Itu wajar, sadarilah hal itu! Hanya ada satu orang yang tidak pernah membuat keputusan yang salah dalam hidupnya, siapakah orang itu? Orang yang tidak pernah mengambil keputusan! Untuk sukses, kita perlu berani mengambil keputusan. Jika salah, so what? Kita belajar dari kesalahan itu dan lalu ambil keputusan lain yang lebih baik. Itulah cara kerja kehidupan.
  • Lakukanlah pekerjaan / karir yang Anda senangi dan cintai. Saat Anda melakukan pekerjaan yang Anda senangi, Anda menjadi magnet dan membuat alam semesta mendukung Anda untuk berkembang dengan pesat. Dari buku dan interview yang dilakukan ke Chris Gardner yang asli, dia mengungkapkan betapa dia sejak awal sangat menyenangi segala sesuatu tentang pasar modal. Suasana, kecepatan, kompetisi dan kesenangan yang didapat dari klien yang puas membuat dirinya tertarik untuk terjun total di pasar modal. 
Sikap yang patut dicontoh dari sesosok “Chris Gardner”,diantaranya :

1. Ulet,dimana ia dengan cepat’nya dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Tepat,dimana ia sangat memanfaatkan waktunya dalam bekerja dengan tepat.
3. Bertanggung jawab,dimana ia mampu mengurus kewajiban’nya meskipun penderitaan datang  kepada’nya serta mampu menyelesaikan pekerjaan’nya dengan baik.
4. Berpotensi,selalu berfikir positif.
5. Berinovasi,selalu ingin berkembang.
6. Berorientasi ke depan,
7. Optimis,akan keberhasilan
8. Spontan,disaat menyampaikan pendapat.
9. Berani,disaat menghadapi situasi.
10. Kuat,dimana ia mampu menerima kenyataan yang ada.
11. Sabar,dimana ia tak sedikitpun ngeluh disaat musibah datang kepadanya.   
12. Dan Doa,dimana ia selalu dekat dengan Tuhan. 
  • Didalam film ini banyak hal positif yang dapat kita ambil,dimana hal tersebut adalah suatu bentuk gambaran kehidupan.Film tersebut mengajarkan bagaimana arti daripada perjuangan.Yang mana  istilah menjelaskan bahwa hidup bagaikan pendakian,dengan semangat dan usaha yang dilakukan’nya berharap bisa mencapai puncak keberhasilan.
  • Tak ada kata ragu sekali untuk mencoba,kesempatan yang ada bagaikan peluang emas dalam diri’nya,dengan sekuat tenaga ia optimis mampu menghadapinya.Karna ia yakin Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk dirinya.
  • Hal yang membuat dirinya semangat tuk berkembang hanya’lah dengan  dukungan dan doa,kata semangat bukan sembarang kata karna dibalik itu semua tersimpan makna,yang mampu memberikan energy positif dalam diri’nya tuk bangkit.
Etika dari seorang “Chris Gardner”,diantara’nya :
1.Sopan
2.Menghormati
3.Menghargai
4.Disiplin
5.Bertanggung jawab
6.Jujur

http://sukarto.com/film-the-pursuit-of-happyness/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar